Materi Pendidikan Pancasila Fase F Kelas 12 Kurikulum Merdeka menawarkan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Pancasila dalam konteks kehidupan modern. Materi ini dirancang untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang penerapan Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, dengan fokus pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang diharapkan.
Kajian ini akan menelaah materi inti, tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran, evaluasi, dan integrasi dengan mata pelajaran lain. Materi ini juga membahas relevansi materi dengan Profil Pelajar Pancasila, serta bagaimana penerapan nilai-nilai tersebut dapat membentuk karakter peserta didik. Pembahasan akan dilengkapi dengan contoh-contoh nyata dan tabel perbandingan dengan kurikulum sebelumnya untuk mempermudah pemahaman.
Materi Inti Pendidikan Pancasila Fase F Kelas 12 Kurikulum Merdeka
Pendidikan Pancasila di kelas 12 fase F Kurikulum Merdeka menekankan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Pancasila dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara yang dinamis. Materi ini dirancang untuk mengembangkan pemahaman kritis dan kemampuan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai situasi, termasuk tantangan dan peluang di era globalisasi.
Materi Inti Pendidikan Pancasila, Materi pendidikan pancasila fase f kelas 12 kurikulum merdeka
Materi inti Pendidikan Pancasila fase F kelas 12 Kurikulum Merdeka berfokus pada penguatan pemahaman terhadap dasar-dasar filosofis Pancasila, penerapannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta analisis kritis terhadap permasalahan aktual yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila.
Konsep-Konsep Utama
Konsep-konsep utama yang dibahas mencakup: interpretasi Pancasila sebagai ideologi negara, implementasi nilai-nilai Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan (ekonomi, sosial, politik, budaya), analisis kritis terhadap isu-isu kontemporer yang berkaitan dengan Pancasila, dan penguatan kemampuan berargumentasi berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Keterkaitan dengan Kompetensi
Materi ini dirancang untuk mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar yang diharapkan, yaitu kemampuan siswa untuk menganalisis dan mengevaluasi fenomena sosial, politik, dan ekonomi yang terjadi di masyarakat. Siswa juga diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah. Kompetensi-kompetensi tersebut diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran untuk mendorong pemahaman yang mendalam dan terintegrasi.
Penerapan Nilai-Nilai Pancasila
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di era kekinian mencakup berbagai aspek, seperti: kepemimpinan yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat, keberagaman dalam konteks globalisasi, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, serta tanggung jawab sosial dalam menghadapi isu-isu lingkungan dan ekonomi.
Contoh Penerapan
- Dalam bisnis, menerapkan prinsip keadilan dan keseimbangan dalam hubungan kerja dengan karyawan dan konsumen.
- Dalam politik, berpartisipasi aktif dalam kegiatan demokrasi dan menghargai perbedaan pendapat.
- Dalam kehidupan sosial, menjaga toleransi dan menghormati perbedaan budaya.
Perbandingan dengan Kurikulum Sebelumnya
| Aspek | Kurikulum Merdeka | Kurikulum Sebelumnya |
|---|---|---|
| Fokus Pembelajaran | Penguatan pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam konteks kekinian. | Pemahaman mendalam tentang dasar-dasar Pancasila dan penerapannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. |
| Metode Pembelajaran | Lebih menekankan pada diskusi, analisis kasus, dan proyek. | Lebih banyak ceramah dan pemberian informasi. |
| Penilaian | Lebih komprehensif, meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. | Terutama berfokus pada aspek pengetahuan. |
Tujuan Pembelajaran dan Sasaran
Pendidikan Pancasila pada fase F kelas 12 Kurikulum Merdeka dirancang untuk memperkuat pemahaman dan penghayatan peserta didik terhadap nilai-nilai Pancasila. Tujuan utamanya adalah mengembangkan karakter yang berlandaskan Pancasila dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Karakteristik dan Kebutuhan Peserta Didik
Peserta didik pada fase F kelas 12 memiliki karakteristik yang khas. Mereka telah memasuki tahap perkembangan kognitif yang lebih kompleks, mampu berpikir kritis dan analitis, serta memiliki kesadaran sosial yang lebih tinggi. Mereka juga sedang mempersiapkan diri untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau dunia kerja. Kebutuhan mereka akan materi yang lebih mendalam dan menantang, serta penerapan praktis nilai-nilai Pancasila dalam konteks kekinian, menjadi sangat penting.
Sasaran Capaian Pembelajaran
Sasaran capaian pembelajaran pada materi ini difokuskan pada kemampuan peserta didik untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mereka diharapkan mampu memahami dinamika politik, sosial, dan ekonomi yang ada, serta mampu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa.
Tujuan Pembelajaran, Indikator Pencapaian, dan Contoh Aktivitas
| Tujuan Pembelajaran | Indikator Pencapaian | Contoh Aktivitas Pembelajaran |
|---|---|---|
| Memahami dinamika politik Indonesia di era globalisasi | Mampu menganalisis isu-isu politik terkini dengan perspektif Pancasila. Mampu membandingkan kebijakan pemerintah dengan prinsip-prinsip Pancasila. | Diskusi kelas tentang isu politik terkini, analisis kasus-kasus pelanggaran HAM, kunjungan ke lembaga pemerintahan. |
| Menganalisis peranan Pancasila dalam memecahkan permasalahan sosial | Mampu mengidentifikasi permasalahan sosial di lingkungan sekitar dan menghubungkannya dengan nilai-nilai Pancasila. Mampu menyusun solusi yang berlandaskan Pancasila. | Studi kasus tentang konflik sosial, diskusi panel dengan narasumber ahli, proyek pembuatan kampanye sosial bertema Pancasila. |
| Mengembangkan sikap toleransi dan persatuan dalam keberagaman | Mampu memahami dan menghargai perbedaan dalam masyarakat Indonesia. Mampu berkolaborasi dengan individu dari latar belakang yang berbeda. | Kegiatan pengenalan budaya daerah, simulasi perdebatan dengan perspektif yang berbeda, kerja kelompok lintas budaya. |
Kaitan Sasaran Capaian dengan Profil Pelajar Pancasila
Capaian pembelajaran ini secara langsung mendukung pengembangan profil pelajar Pancasila. Peserta didik yang mampu memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila akan secara otomatis mengembangkan kompetensi seperti berpikir kritis, bergotong royong, berempati, dan bernalar kreatif. Mereka akan mampu menyelesaikan permasalahan dengan pendekatan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Strategi Pembelajaran dan Aktivitas
Strategi pembelajaran yang inovatif dan berpusat pada peserta didik sangat penting dalam mengimplementasikan materi Pendidikan Pancasila. Aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat mendorong partisipasi aktif peserta didik dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap nilai-nilai Pancasila.
Rancangan Strategi Pembelajaran Inovatif
Strategi pembelajaran yang inovatif dapat dirancang dengan menggabungkan berbagai metode, seperti diskusi kelompok, presentasi, simulasi, dan studi kasus. Penting untuk memilih strategi yang sesuai dengan karakteristik materi dan tingkat pemahaman peserta didik.
Contoh Aktivitas Pembelajaran Aktif
- Diskusi Kelompok Terbimbing: Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk mendiskusikan kasus-kasus aktual yang terkait dengan nilai-nilai Pancasila. Guru memberikan panduan dan arahan selama diskusi berlangsung.
- Simulasi Permainan Peran: Peserta didik berperan sebagai tokoh-tokoh penting dalam sejarah Indonesia atau dalam situasi yang memerlukan penerapan nilai-nilai Pancasila. Hal ini membantu mereka memahami penerapan Pancasila secara konkret.
- Studi Kasus: Peserta didik menganalisis kasus-kasus aktual yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Pancasila. Hal ini mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan menyelesaikan masalah.
Metode Pembelajaran untuk Pemahaman Optimal
Metode pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan pemahaman meliputi diskusi kelas, tanya jawab, presentasi, dan analisis teks. Penting untuk menggabungkan metode-metode tersebut agar peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Contoh Aktivitas Pembelajaran Diskusi Kelompok dan Presentasi
Untuk mendorong partisipasi dan pemahaman mendalam, aktivitas diskusi kelompok dapat dilanjutkan dengan presentasi hasil diskusi. Berikut contohnya:
- Pembagian Kelompok: Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil berdasarkan minat atau karakteristik yang relevan.
- Pemberian Tugas: Setiap kelompok diberikan tugas untuk mendiskusikan suatu topik terkait Pancasila, misalnya peran Pancasila dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.
- Diskusi Kelompok: Kelompok berdiskusi dan mencari informasi yang relevan, menganalisis data, dan menyusun kesimpulan.
- Presentasi Hasil Diskusi: Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Presentasi dapat dilengkapi dengan visualisasi seperti grafik, gambar, atau video.
- Tanya Jawab dan Diskusi Lanjut: Guru dan peserta didik lainnya dapat mengajukan pertanyaan dan berdiskusi lebih lanjut mengenai presentasi yang disampaikan.
Referensi Pendalaman Materi
- Buku Pedoman Pendidikan Pancasila Kurikulum Merdeka
- Buku Teks Sejarah Indonesia
- Artikel dan Jurnal terkait Pendidikan Pancasila
- Website resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Evaluasi dan Asesmen
Evaluasi dan asesmen merupakan tahapan penting dalam pembelajaran untuk mengukur pemahaman dan ketercapaian tujuan pembelajaran peserta didik. Melalui instrumen yang tepat, guru dapat memperoleh gambaran komprehensif tentang kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila.
Contoh Instrumen Evaluasi
Instrumen evaluasi yang efektif perlu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengukur pemahaman konsep dan penerapan nilai-nilai Pancasila secara komprehensif. Berikut beberapa contoh instrumen yang dapat digunakan:
- Tes tertulis: Pertanyaan esai atau pilihan ganda yang mengukur pemahaman konsep, analisis kasus, dan kemampuan berpikir kritis peserta didik terkait penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
- Diskusi kelompok: Diskusi kelompok dapat mendorong peserta didik untuk bertukar pikiran, menganalisis kasus, dan berargumen dengan mendasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
- Presentasi: Presentasi dapat digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menyajikan informasi dan berargumentasi secara terstruktur terkait penerapan nilai-nilai Pancasila.
- Observasi: Pengamatan terhadap perilaku peserta didik dalam menyelesaikan tugas atau berinteraksi dengan teman dapat memberikan informasi tentang pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila secara nyata.
Rubrik Penilaian
Rubrik penilaian merupakan pedoman yang penting untuk menilai jawaban peserta didik secara objektif dan konsisten. Rubrik ini perlu disusun dengan kriteria yang jelas dan terukur agar penilaian dapat mencerminkan pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila.
- Kriteria: Kriteria penilaian perlu dijabarkan secara detail dan terukur, misalnya, kemampuan menganalisis, keakuratan argumentasi, dan relevansi dengan nilai-nilai Pancasila.
- Skor: Penilaian perlu menggunakan sistem skor yang jelas untuk setiap kriteria. Skor yang diberikan mencerminkan tingkat pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila.
- Contoh: Rubrik penilaian dapat disusun dengan menjabarkan kriteria dan skor untuk setiap aspek, seperti pemahaman konsep, kemampuan analisis, dan penerapan nilai dalam konteks yang berbeda.
Pengukuran Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Pengukuran ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dilakukan melalui berbagai metode asesmen, yang meliputi tes tertulis, observasi, dan diskusi. Metode-metode ini dapat digunakan secara terpadu untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang pemahaman peserta didik.
- Tes tertulis: Mengukur pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis peserta didik melalui soal-soal esai dan pilihan ganda. Contohnya, menyusun argumentasi yang logis tentang pentingnya persatuan dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
- Observasi: Mengamati perilaku peserta didik saat berdiskusi, bekerja sama, dan menyelesaikan tugas. Contohnya, mengamati bagaimana peserta didik berinteraksi dengan teman sekelas dalam mengerjakan tugas kelompok yang berkaitan dengan persatuan.
- Diskusi: Menggunakan diskusi kelompok untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam berargumentasi, bertukar pikiran, dan mencari solusi berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Contohnya, diskusi tentang bagaimana menjaga persatuan dan kesatuan di lingkungan sekolah.
Contoh Soal Evaluasi
Berikut contoh soal evaluasi yang menguji pemahaman kritis peserta didik:
Bagaimana Pancasila dapat diterapkan dalam menyelesaikan konflik antar kelompok di masyarakat? Berikan contoh kasus dan solusi yang relevan dengan prinsip-prinsip Pancasila.
Tabel Jenis Asesmen
| Jenis Asesmen | Tujuan | Contoh Instrumen |
|---|---|---|
| Tes Tertulis | Mengukur pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis | Soal esai, pilihan ganda, dan kasus studi |
| Observasi | Mengamati perilaku peserta didik | Lembar observasi perilaku, jurnal guru |
| Diskusi | Mengukur kemampuan berargumentasi dan bertukar pikiran | Pertanyaan diskusi, tugas kelompok |
Integrasi dengan Mata Pelajaran Lain
Integrasi Pendidikan Pancasila dengan mata pelajaran lain dalam Kurikulum Merdeka menjadi kunci penting untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila secara utuh dan bermakna. Hal ini bukan sekadar penambahan materi, melainkan penyatuan nilai-nilai luhur Pancasila ke dalam konteks pembelajaran sehari-hari. Proses ini akan memperkaya pemahaman siswa dan meningkatkan relevansi pembelajaran dengan kehidupan nyata.
Keterkaitan Materi Pendidikan Pancasila dengan Mata Pelajaran Lain
Pendidikan Pancasila memiliki keterkaitan erat dengan berbagai mata pelajaran di Kurikulum Merdeka. Nilai-nilai seperti gotong royong, musyawarah, dan keadilan dapat diintegrasikan dalam pembelajaran matematika, bahasa, IPS, hingga IPA. Contohnya, diskusi dalam kelompok belajar dapat memperkuat nilai musyawarah, sementara pemecahan masalah dalam sains dapat mengajarkan pentingnya keadilan.
Contoh Integrasi Materi Pendidikan Pancasila
Berikut beberapa contoh integrasi Pendidikan Pancasila dalam mata pelajaran lain:
- Mata Pelajaran Bahasa Indonesia: Siswa dapat menuliskan cerita pendek yang mencerminkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan. Guru dapat memberikan tugas untuk menganalisis tema persatuan dalam karya sastra.
- Mata Pelajaran IPS: Mempelajari sejarah perjuangan bangsa Indonesia dapat dikaitkan dengan nilai-nilai kemerdekaan dan nasionalisme. Diskusi tentang berbagai permasalahan sosial dapat dikaitkan dengan nilai keadilan dan gotong royong.
- Mata Pelajaran Matematika: Dalam pembelajaran pemecahan masalah matematika, siswa dilatih untuk bekerja sama dan berkolaborasi, yang merupakan cerminan dari nilai kerja keras dan gotong royong.
- Mata Pelajaran IPA: Pembelajaran tentang ekosistem dapat dikaitkan dengan pentingnya menjaga lingkungan hidup, yang merupakan salah satu nilai penting dalam Pancasila.
Rangkaian Nilai-Nilai Pancasila dalam Pembelajaran Lintas Mata Pelajaran
Untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran lintas mata pelajaran, guru perlu merencanakan pembelajaran yang terstruktur dan bermakna. Guru perlu mempertimbangkan nilai-nilai Pancasila sebagai acuan dalam merancang kegiatan belajar mengajar. Penting juga untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengeksplorasi nilai-nilai Pancasila dalam berbagai konteks.
Contoh Kegiatan Pembelajaran
Berikut contoh kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan Pendidikan Pancasila dengan mata pelajaran lain:
- Kegiatan Diskusi Kelas: Siswa berdiskusi mengenai kasus korupsi dalam pelajaran IPS, lalu menganalisis bagaimana kasus tersebut bertentangan dengan sila-sila Pancasila, khususnya keadilan sosial. Diskusi ini dapat menumbuhkan kesadaran kritis siswa terhadap isu-isu sosial.
- Proyek Kolaboratif: Siswa dibagi ke dalam kelompok untuk merancang solusi terhadap masalah lingkungan berdasarkan pelajaran IPA. Dalam prosesnya, mereka akan mempraktikkan nilai gotong royong dan musyawarah.
- Presentasi Kreatif: Siswa mempresentasikan hasil karya mereka (misalnya poster, drama, atau video) yang mengangkat tema persatuan dan kesatuan. Guru dapat mengarahkan diskusi mengenai pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman.
Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Pemecahan Masalah
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pemecahan masalah di berbagai bidang kehidupan sangat penting. Contohnya, dalam menghadapi konflik antar warga, prinsip musyawarah dapat diterapkan untuk mencari solusi yang adil dan bijaksana. Dalam menjalankan bisnis, prinsip keadilan dan kejujuran harus diutamakan untuk membangun kepercayaan dan kesejahteraan bersama.
Profil Pelajar Pancasila dan Implementasinya: Materi Pendidikan Pancasila Fase F Kelas 12 Kurikulum Merdeka
Pendidikan Pancasila di tingkat SMA/SMK kelas 12 memiliki peran krusial dalam membentuk karakter peserta didik yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Materi ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan mengimplementasikannya dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini sejalan dengan upaya membentuk generasi muda yang berkarakter kuat dan berwawasan kebangsaan.
Relevansi Pendidikan Pancasila dengan Profil Pelajar Pancasila
Pendidikan Pancasila pada fase F kelas 12 memiliki keterkaitan erat dengan Profil Pelajar Pancasila. Materi-materi yang dibahas dalam pembelajaran dirancang untuk mengembangkan enam aspek Profil Pelajar Pancasila, yaitu Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak mulia; Berkebinekaan Global; Bergotong Royong; Mandiri; Bernalar Kritis; Kreatif; dan Berkepemimpinan.
Contoh Implementasi dalam Pembelajaran
Untuk membentuk karakter peserta didik sesuai Profil Pelajar Pancasila, guru dapat mengaplikasikan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Misalnya, dalam pembelajaran tentang Pancasila, guru dapat meminta peserta didik untuk menganalisis kasus-kasus yang terjadi di masyarakat dan menghubungkan dengan nilai-nilai Pancasila. Aktivitas ini akan mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan.
Hubungan Materi Pendidikan Pancasila dan Aspek Profil Pelajar Pancasila
| Aspek Profil Pelajar Pancasila | Contoh Implementasi dalam Materi Pendidikan Pancasila |
|---|---|
| Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak mulia | Mempelajari nilai-nilai luhur Pancasila yang menekankan pentingnya beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, diskusi tentang pentingnya toleransi antarumat beragama. |
| Berkebinekaan Global | Mempelajari keberagaman budaya dan agama dalam konteks Indonesia dan dunia, dan bagaimana Pancasila menjadi fondasi bagi persatuan dan kesatuan bangsa. |
| Bergotong Royong | Mempelajari nilai gotong royong dalam Pancasila dan mewujudkannya dalam aktivitas kelompok, seperti kerja bakti atau kegiatan sosial. |
| Mandiri | Mengajak peserta didik untuk mengembangkan kemampuan analisis dan sintesis dalam memahami materi Pendidikan Pancasila, sehingga mereka dapat mengambil keputusan secara mandiri. |
| Bernalar Kritis | Menganalisis fenomena sosial dan politik dengan menggunakan perspektif Pancasila dan prinsip-prinsip demokrasi. |
| Kreatif | Mengajak peserta didik untuk berkreasi dalam mengekspresikan pemahaman mereka tentang nilai-nilai Pancasila melalui karya tulis, seni, atau media lainnya. |
| Berkepemimpinan | Melatih kemampuan kepemimpinan peserta didik dalam menjalankan tugas kelompok, mempresentasikan hasil diskusi, dan memimpin diskusi kelas terkait materi Pendidikan Pancasila. |
Penerapan Nilai Profil Pelajar Pancasila
Penerapan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dalam konteks pembelajaran Pendidikan Pancasila dapat dilakukan melalui berbagai strategi. Guru dapat mendorong peserta didik untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan berkreasi dalam memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Pengembangan Kompetensi Peserta Didik
Pengembangan kompetensi peserta didik yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi, bereksperimen, dan berinovasi dalam pembelajaran. Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan memotivasi peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, penting untuk memberikan umpan balik yang konstruktif dan mendorong peserta didik untuk terus belajar dan berkembang.
Pemungkas
Kesimpulannya, materi Pendidikan Pancasila Fase F Kelas 12 Kurikulum Merdeka merupakan langkah penting dalam membentuk karakter generasi muda yang berjiwa Pancasila. Dengan memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan peserta didik dapat menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.